Segerombolan gadis centil dan ceria berpeluh-peluh di pantai. Mereka
bergerak seragam sambil menyanyi lagu gembira dalam bahasa Jepang. Meski
cuaca panas, mereka tetap semangat karena mengonsumsi minuman berion.
Anda barangkali tidak asing dengan iklan minuman tersebut. Itulah kiprah
perdana kelompok JKT48 selepas audisi pada 3 November 2011. Awalnya,
nama kelompok ini masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Menjadi
kian berkibar, setelah JKT48 didaulat membintangi iklan minuman isotonik
itu.
Ya, lahirnya JKT48 memang tidak tiba-tiba. Sebuah grup idola fenomenal
di Jepang, Akihabara 48 (AKB48) telah mengadakan audisi dan membentuknya
menjadi tim yang solid. Indonesia tampaknya perlu berbangga hati, sebab
di sinilah pertama kali dibentuk adik grup dari AKB48 yang berpusat di
luar Jepang.
Sebelumnya, idola dengan konsep "idola yang bisa ditemui kapan saja" itu
memang sudah memiliki empat adik grup di daratan Jepang, yakni SKE48,
HKT48, NMB48, dan SDN48. Sister group tersebut semakin solid satu sama
lain karena didukung Wota (fandom untuk keluarga 48).
Ide pembentukan JKT48 sendiri berasal dari Produser umum AKB48, Yasushi
Akimoto. Pria berusia 55 tahun yang juga menjabat sebagai Vice President
Kyoto University of Art & Design itu menyebut, JKT48 sebagai tempat
mewujudkan impian para perempuan bertalenta di Indonesia. Seperti kakak
grup mereka, AKB48 yang beranggotakan 59 perempuan yang tak hanya
pandai menyanyi dan menari, tapi juga andal berakting hingga memandu
acara.
Seluruh anggota JKT48 berjuang keras mencapai tujuan mereka menjadi
idola sesungguhnya, dengan bermodal wajah cantik, suara merdu, pandai
menari serta bakat lainnya.
Meski terhitung pendatang baru, grup idola yang beranggotakan
gadis-gadis berusia belasan tahun ini sudah akrab di mata pemirsa.
Setelah dipercaya menjadi bintang iklan, dan melakukan pertunjukan di
Jepang beberapa waktu yang lalu, kini penggemar JKT48 sedang menanti
peluncuran klip video lagu "Heavy Rotation" kepunyaan AKB48 pada 14
Januari 2012.
Sebagai adik dari grup idola yang sudah tenar, tentu tak sulit bagi grup
yang digawangi Allisa Astri itu menemukan konsep yang akan diusung.
Cukup mengikuti pakem yang dianut kakak grup mereka di Jepang sana,
yakni konsep dekat dengan penggemar dan melakukan pertunjukan setiap
hari di sebuah gedung teater.
Bersama Fans
Konsep "idola yang bisa ditemui kapan saja" yang dicetuskan Yasashi
memang tergolong unik. Grup idola besutannya jauh dari kesan mewah dan
eksklusif, melainkan ramah dan dekat dengan penggemarnya. Dalam AKB48,
konsep ini berarti demikian: para fans bisa menemui idola mereka di
gedung teater AKB48 di Tokyo setiap saat. Tentu saja kesempatan fans
untuk sekadar berjabat tangan, foto bersama hingga bercakap-cakap akrab
terbuka lebar.
Kesuksesan yang diraih AKB48 hingga dinobatkan menjadi kelompok penyanyi
idola terlaris dengan penjualan album mencapai angka 11,8 juta
eksemplar seperti yang dilansir laman Tokyohive tak lepas dari konsep
kedekatan pada fans. Tak ayal, JKT48 pun bermimpi akan meraih kesuksesan
serupa.
"Kami ingin JKT48 mengikuti jejak AKB48 untuk menjadi grup idola yang
dekat dengan para penggemarnya dan juga menjalin hubungan yang erat
dengan mereka. Kami percaya bahwa dukungan dari para penggemar akan
membawa JKT48 ke tingkat yang lebih tinggi, dimulai dari grup idola yang
berbasis di Jakarta hingga menjadi dikenal di seluruh dunia," ujar
mereka dalam situs resmi JKT48, jkt48.com.
Lalu akan bagaimana nasib mereka di tengah pertarungan sengit kancah
musik Indonesia? Apakah strategi kedekatan terhadap fans yang diusung
akan ampuh mencuri perhatian penikmat musik negeri ini? Belum tentu.
Setiap daerah memiliki karakter yang berbeda. Jika 7icons dan
Cherrybelle telah lebih dulu sukses dengan gaya kemayu, JKT48 tentu akan
lebih sulit menancapkan eksistensi di negeri ini.
Ya, terlepas dari prediksi eksistensi mereka nantinya, semoga JKT48 tak
hanya gerombolan gadis berkaki jenjang yang pandai menari dan senantiasa
beraksi lipsync di atas panggung. Dengan mengekor nama besar kakak grup
mereka, AKB48 dan konsep brilian ala Yasashi Akimoto. (62)
No comments:
Post a Comment