Perkembangan
boyband sama girlband di indonesia saat ini memang sedang menjamurnya,
menggantikan eksistensi dari pasar Musik Indonesia yang dulu sempat
diduduki sama gendre musik melayu. Bagi kalian yang suka girlband korea,
maka tidak akan menemukan elemen-elemen korea di girlband satu ini
karena JKT 48 ini berkiblatkan dari negrinya Naruto alias jepang.
kalian
pasti merasa bahwa girl band asal Indonesia ini mirip dengan girl band
asal negeri sakura yang bernama AKB 48. Kesamaan dari menggunakan tiga
inisial huruf yang melambang suatu kota (JKT = Jakarta , AKB =
Akihabara) dan angka 48 yang melambangkan jumlah anggota girl band ini.
Hal ini wajar karena kedua girl band ini diproduseri oleh orang yang
sama ; Yasushi Akimoto, jadi tidak bisa dianggap sebagai suatu plagiat.
Konsep awal kenapa harus menggunakan anggota sampai 48 orang ini
ternyata cukup sederhana, yaitu "idola yang bisa ditemui setiap hari".
Untuk AKB 48 sendiri dibagi menjadi empat tim yang terdiri dari ; Tim A,
Tim K dan Tim B yang masing-masing berjumlah 16 orang. AKB 48 sendiri
biasa tampil satu kali sehari setiap hari Senin sampai Jumat dan tiga
kali sehari pada saat weekend. AKB 48 sendiri memiliki tempat tampil
sendiri yang diberi nama Teater AKB48 (AKB Gekijō) di Akihabara, Tokyo.
Sedangkan untuk JKT 48 sendiri karena baru terbentuk, maka baru
berjumlah 28 orang, dimana ada satu orang anggota yang berasal dari
Jepang ; Rena Nozawa (6 Mei 1998). Karena belum mencukupi jumlah
"normal" yaitu 48, maka mungkin pada masa mendatang akan ada audisi
untuk mencari tambahan anggota. tuh siap bagi mbak brow yang merasa
punya bakat bisa ikutan, he.
Lantas siapa yang berada di balik ini semua?
Keberadaan
girlband ini di produseri oleh Yasushi Akimoto, Sang pencipta lirik.
Pernah menjadi penulis di bidang penyiaran saat SMA, dan sejak itu, ia
telah memproduksi banyak acara populer, seperti ”The Best Ten.” Pada
tahun 1983, ia menulis lirik untuk lagu Hibari Misora yang berjudul
”Kawa no Nagare no Youni” dan dilanjutkan dengan mencetak hit besar Mika
Nakashima yang berjudul ”Will”, Exile dengan ”Exit”, dan JERO
dengan”Umiyuki”. Pada tahun 1991 ia menjadi sutradara film ”Goodbye
Mama” yang menampilkan Keiko Matsuzaka. Ia juga berpartisipasi dalam
memproduksi film ”Chakushin Ari (One Missed Call)” dan ”Densen Uta”. Di
bulan Mei 2005, ia terpilih sebagai profesor di Kyoto University of Art
and Design. Kemudian, pada April 2007, ia menjadi rektor di universitas
tersebut.
No comments:
Post a Comment